Manusia sebagai makhluk pembelajar, mempunyai dorongan untuk mengetahui apa yang ada di sekitarnya. Pada saat seorang bayi terlahir ke dunia ini, bahkan pada saat mereka ada di dalam kandungan, sudah merekam apa yang ada di sekitarnya. pada saat mereka terlahir ke dunia, seiring perjalanan waktu, mulai belajar berbicara, maka pada saat mereka tidak tahu sesuatu, maka mereka akan bertanya. Ketika seseorang telah berhenti bertanya, maka pada hakekatnya mereka sudah berhenti belajar. Jadi ketika ada anak yang bertanya mengapa saya belajar matematika, ipa, ips, keterampilan, agama, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, di sekolah? maka mereka harus mendapatkan jawaban yang dapat diterima oleh pikirannya.
Bagi seorang guru kemampuan bertanya terhadap murid, bisa menjadi data untuk mengukur, sejauh mana murid memahami materi pelajaran yang akan diajarkan, sehingga tidak harus menyampaikan materi keseluruhan (misal ada 1 - 10 materi) setelah bertanya kepada para siswa, mereka sudah mengetahui 1-7 materi, maka guru tinggal menyampaikan materi yang ke 8-10).
Seorang guru juga harus memberikan pembelajaran yang menantang bagi para siswa, sehingga ada semangat, motivasi yang tinggi untuk mencari lebih tahu materi yang disampaikan.
Bagi seorang guru kemampuan bertanya terhadap murid, bisa menjadi data untuk mengukur, sejauh mana murid memahami materi pelajaran yang akan diajarkan, sehingga tidak harus menyampaikan materi keseluruhan (misal ada 1 - 10 materi) setelah bertanya kepada para siswa, mereka sudah mengetahui 1-7 materi, maka guru tinggal menyampaikan materi yang ke 8-10).
Seorang guru juga harus memberikan pembelajaran yang menantang bagi para siswa, sehingga ada semangat, motivasi yang tinggi untuk mencari lebih tahu materi yang disampaikan.